Bahlil Sebut Indonesia Berpeluang Tambah Saham di Freeport Lebih dari 10 Persen

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia di Kompleks Istana Kepresidenan
Sumber :
  • Antara

VIVA Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia melaporkan kepada Presiden Prabowo Subianto terkait peluang peningkatan kepemilikan saham Indonesia di PT Freeport Indonesia. Peluang tersebut melebihi rencana penambahan awal 10 persen.

Eka Gumilar: Pilihan yang Tepat Bila Presiden Prabowo Tunjuk Komjen Syahardiantono jadi Kapolri

Seusai menghadap Presiden di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Bahlil  mengatakan bahwa pihaknya tengah melakukan negosiasi lanjutan terkait hal itu.

"Saya dipanggil Presiden untuk ditanyakan tentang kesepakatan dan tadinya kan kita sepakat untuk penambahan saham 10 persen Freeport. Tapi, tadi berkembang negosiasi yang insya Allah katanya lebih dari itu," katanya.

Video Prabowo Diputar Sebelum Film Tayang di Bioskop, Istana Beri Penjelasan

Ia mengatakan, negosiasi itu merupakan langkah pemerintah sebagai bagian dari kesepakatan perpanjangan kontrak operasi tambang.

“Berapa pastinya, akan kami umumkan setelah proses penandatanganan,” ujarnya.

Kerusuhan Agustus Memakan Korban Jiwa, Indef Dukung Prabowo Usut Tuntas!

Bahlil menambahkan, Presiden Prabowo Subianto telah memintanya mempercepat komunikasi dengan manajemen Freeport untuk mematangkan kesepakatan tersebut.

Ia juga memastikan bahwa valuasi tambahan saham yang ditawarkan relatif murah karena nilai buku aset Freeport dinilai sudah sangat tipis.

“Untuk 10 persen lebih, biayanya sangat murah sekali. Karena valuasi asetnya kan kita anggap itu sudah nilai bukunya sangat tipis sekali. Tetapi itu kan terjadi untuk sampai dengan 2041,” kata Bahlil.

Kepada Presiden, Bahlil juga menekankan pentingnya peluang ini sebagai langkah strategis memperkuat penguasaan negara atas sumber daya alam nasional.

Pemerintah berencana memperpanjang kontrak izin tambang PT Freeport Indonesia selama 20 tahun hingga 2061, melampaui kontrak saat ini yang berlaku sampai 2041.

Langkah ini diambil karena cadangan dan produksi mineral Freeport diperkirakan mencapai puncaknya pada 2035, seiring pengelolaan tambang yang kini sepenuhnya dilakukan di bawah tanah.